Clients Update    15 June 2021

Sukses Bangun ALAMI, Anak Pesantren Dima Djani Kini Beli Bank

Share Article:

Ungkapan “panggilan hati memang tidak bia dibohongi” sangat dibenarkan oleh CEO ALAMI, Dima Djani. Meski sudah memiliki pencapaian yang terbilang tinggi hingga menduduki posisi Vice President di sebuah entitas investment banking global bernama Societe Generale, selalu ada yang mengganjal hatinya. “Saya memang tertarik dengan bidang keuangan, tapi yang berprinsip syariah,” kata Dima.

Karena itu, Dima tidak berpikir panjang lagi, begitu mendapat kesempatan mendirikan entitas keuangan syariah. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan proses yang matang, dia pun mengambil langkah besar dengan mendirikan suatu startup teknologi di bidang keuangan syariah, ALAMI, bersama Bembi Juniar dan Harza Sandityo pada awal 2018 lalu. “Di ALAMI kami menyebutnya hijrah finansial. Mengikuti kata hati bukan berarti tidak ada masalah dalam perjalanannya, tetapi rintangan bisa kami lalui karena memiliki kecintaan yang besar dalam menjalaninya,” ujar Dima.

Dima menyadari ketertarikannya terhadap prinsip ekonomi syariah bukanlah hal yang datang begitu saja. Hal ini didapat sejak dirinya masih “nyantri” di Islamic boarding school Al-Kausar, Sukabumi. Meski terdengar klise, baginya prinsip ekonomi syariah tidaklah hanya sekedar bisnis mencari keuntungan semata, tapi juga mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Di umurnya yang mendekati empat tahun, ALAMI telah menjelma menjadi salah satu fintek peer to peer lending syariah terdepan di Indonesia. Bahkan, dalam periode tahun kedua pandemi COVID-19 yang menyentuh hampir semua sektor bisnis, kinerja ALAMI justru melaju kian cepat. Saat ini, kenaikan pendana ALAMI tumbuh 1.000% dibanding kuartal I 2020. Pada kuartal I tahun 2021, ALAMI juga mencatat penyaluran pendanaan sebesar Rp 200 miliar.

Penyaluran pinjaman pun diikuti dengan kualitas rasio kredit macet atau (non performing financing) NPF yang saat ini masih 0%. Selain berfokus menjamin adanya penyaluran kredit, ALAMI juga fokus berkolaborasi memperlebar jangkauannya dengan kolaborasi strategis bersama startup seperti eFishery (sektor perikanan/kelautan) dan BukaPengadaan dari Bukalapak (sektor e-procurement). Tidak lupa, untuk memperkuat barisan institutional funders, ALAMI kini sudah bekerja sama dengan Bank Mandiri Syariah dan Bank BRI Syariah yang kini sudah menjadi Bank Syariah Indonesia, serta BPR Syariah dan tujuh (7) BPR lainnya. “Masih banyak peluang potensial yang bisa kami eksplorasi, khususnya di sektor BPR/S di daerah. Kunjungan kami terbaru ke Sragen menunjukkan BPR Syariah punya potensi untuk lebih berkembang mengingat jumlah UMKM dari berbagai sektor yang terus naik,” kata Dima.

Langkah ekspansi ALAMI akan makin masif tahun ini. Sebab, belum lama ini grup ALAMI sudah merampungkan proses akuisisi terhadap sebuah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang berlokasi di Jakarta. Dima mengatakan, rencananya perusahan akan memoles BPRS tersebut dengan penerapan teknologi untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme layanannya agar tetap bisa bersaing di tengah disrupsi lembaga keuangan digital yang sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Dima menyebut, proses akuisisi dan penambahan modal akan dilakukan secara bertahap, dan saat ini nilainya sudah mencapai lebih dari Rp 50 miliar.

“Memang jika kebanyakan bank yang mengakuisisi fintek, kami justru lakukan hal sebaliknya. Tapi bagi saya, langkah akuisisi ini bukan latah, tetapi dilakukan untuk turut memajukan industri keuangan syariah di Indonesia. Sekaligus mewujudkan amanah pemerintah agar keuangan syariah lebih mengambil peran dalam inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Dima.

Selain dorongan dan dukungan dari pemerintah, inovasi produk, ekspansi, hingga kolaborasi antar institusi keuangan yang dilakukan oleh para fintek syariah seperti yang dilakukan ALAMI diyakini menjadi salah satu kunci kemajuan industri syariah Indonesia. Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori mengatakan untuk memajukan industri syariah, adanya ketersediaan pendanaan dari industri keuangan syariah menjadi hal yang esensial untuk dipenuhi.

Jaminan pasokan pendanaan dari lembaga keuangan tersebut, kata Anwar, akan menggairahkan sektor usaha riil berbasis syariah yang potensinya cukup besar seperti industri makanan, pertanian, hingga pariwisata ramah muslim. “Kuncinya ada pada penyalurannya ke sektor riil, karena akan percuma kalau hanya mengendap begitu saja, Tren pembiayaan syariah juga sangat positif dengan pertumbuhan 8% di saat pandemi seperti ini. Syariah harus jadi pilihan rasional buat semua orang dan bukan pilihan suatu agama tertentu saja. Artinya harus efisien dan mengikuti kemajuan zaman” ujar Anwar.

Adapun tren sektor yang menunjukkan resiliensi tinggi di tengah pendemi antara lain industri pertanian dan makanan halal. Menurutnya, fenomena tersebut sudah membuktikan jika industri keuangan syariah memiliki potensi besar untuk semakin bertumbuh lebih pesat lagi. Dari catatan Bank Indonesia, pertumbuhan industri ekonomi syariah Indonesia terus meningkat trennya. Posisi industri syariah Indonesia hanya peringkat 11 dunia pada tahun 2016, meningkat di posisi empat dunia pada tahun 2020.

Menanggapi hal tersebut, Dima turut mengapresiasi atmosfer positif untuk mendukung dan bekerja sama yang ditunjukkan oleh regulator seperti OJK dan Bank Indonesia. “Saya juga sepakat, selain penerapan teknologi di industri keuangan syariah, juga tetap perlu memupuk kepercayaan masyarakat dengan menerapkan profesionalisme yang tinggi,” ujarnya.

Every business owner surely has a rule of thumb when doing their daily operational business. Yet, having a go-to plan is not always work, especially when you are facing a great storm. As public relations agency, we are keen to promote flexible partnership with our clients as we are for sure understand how tough it is to build and sustain the ship. While you are enjoying our write-up, do let us know should you need further discussion on how to rejuvenate the communications strategy when the rainbow comes at last.